Pacu Diri Untuk Menjadi Pemimpin Yang Lebih Baik


Saya percaya bahwa setiap orang dilahirkan sebagai seorang pemimpin, setidaknya pemimpin untuk dirinya sendiri. Apa yang kita lakukan hari ini, keputusan apa yang kita ambil dalam setiap kehidupan kita, bagaimana kita mendorong diri kita sendiri untuk melakukan hal-hal tertentu, itulah sebagian dari proses memimpin diri sendiri. Seorang pemimpin tentu harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik. Hal ini penting agar dalam kepemimpinanya semua dapat berjalan dengan baik. Menurut Hemhiel dan Coons (1957:7), kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).
            Selain itu menurut Wahjosumidjo (1987:11), Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi. Ada beberapa sifat kepemimpinan yang harus dimilik oleh seorang memimpin, yaitu passion, jujur, komunikatif, pendengar yang baik, integritas, strategi, komitmen, apresiasi, prinsip, memiliki nilai (value), determination, dan rendah hati.
Berkaca pada diri sendiri, saya merenungkan beberapa hal. Sifat-sifat apa saja yang sudah saya miliki dan bagaimana kapasitas saya untuk menjadi seorang pemimpin khususnya dalam memimpin diri sendiri. Setiap manusia memilik kekurangan dan kelebihan begitu juga dalam sifat-sifat kepemimpinan. Saya pribadi merasa bahwa masih ada banyak hal yang perlu saya benahi dalam diri saya terutama jika terfokus pada kekurangan saya.
Dari sifat-sifat kepemimpinan diatas, yang menurut saya menjadi kelebihan saya yaitu bahwa saya dapat menjadi pendengar yang baik, dan saya berusaha mengapresiasi apa yang orang-orang disekeliling saya lakukan. Hal-hal tersebut yang seringkali membuat saya terlihat menjadi sosok keibuan dimata teman-teman dan seringkali diminta untuk menjadi pemimpin bagi mereka padahal hal yang saya lakukan tidak lebih dari sekedar memberikan semangat dan respon terhadap apa yang mereka lakukan.
Selain itu saya sangat menjunjung tinggi integritas dan kejujuran meskipun hal ini tetap perlu pembenahan juga. Utamanya dalam kejujuran pada diri sendiri karena saya tipe orang yang sangat “feeling” saya pun seringkali kesulitan untuk jujur terutama dalam apa yang saya rasakan. Entah kepada orang lain atau kepada diri saya sendiri. Saya juga senang berinteraksi dengan orang lain meskipun disisi lain saya sebenarnya tidak terlalu komunikatif. Untuk berinteraksi dengan orang yang lebih muda saya merasa lebih mudah daripada berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih dewasa. Kemudian saya juga masih memiliki kekurangan dan kesulitan untuk memulai sebuah percakapan dengan orang yang belum terlalu dekat tanpa adanya topik yang jelas.
Saya juga memiliki nilai-nilai tersendiri terutama dalam hal-hal yang menurut agama diperbolehkan dan mana yang tidak. Nilai yang dimiliki oleh seorang pemimpin memang ditentukan oleh bagaimana prinsip hidup dan pola kehidupan yang dijalani oleh masing-masing individu yang pada saat kepemimpinan hal tersbeut dapat diterapkan selama sama-sama dapat diterima dan dianggap baik oleh seluruh anggota misalnya dalam sebuah organisasi. Kerendah-hatian juga merupakan hal yang menurut saya sangat penting dan saya menjunjung tinggi nilai tersebut. Tetapi disisi lain hal ini juga bagi saya menimbulkan sikap seolah tidak percaya diri, padahal mestinya seorang pemimpin harus memiliki wibawa dan kepercayaan diri yang tinggi.
Lalu apa yang ingin saya capai untuk memaksimalkan potensi kepemimpinan saya terhadap sifat-sifat kepemimpinan saya yang kurang? Saya berusaha untuk selalu meng-upgrade semangat dan kepercayaan diri saya bahwa semua itu butuh proses yang tidak sebentar. Selain itu saya juga percaya bahwa bisa jadi kekurangan tersebut menjadi sebuah kelebihan saat kita mampu memanajemen hal tersebut dengan baik tetapi hal tersebut tidak lantas membuat saya diam saja dan tidak berusaha untuk memperbaiki diri. Berusah untuk selalu memberikan treatmen pada diri saya dan membuat diri saya bergerak kearah yang lebih baik tetap perlu dilakukan semaksimal mungkin untuk mendorong saya menjadi seorang pemimpin yang lebih baik. 

Surakarta, 30 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maher Zain: One Big Family, Nuansa Baru Ditengah Degradasi Rasa Persaudaraan

Ambigu

CURHAT #1 : BELAJAR SETELAH DITOLAK