Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Keputusan

Gambar
  Andai aku bisa melihat matamu saat ini, atau andai aku bisa mendengar suaramu sat ini, aku akan memperjelas dan membuat keputusan dengan tepat sekarang. Hanya andai saja Jikapun tidak, bagaimanapun juga semua ini harus diperjelas. Bukankah begitu? Aku lelah menghadapi dugaan-dugaan yang sebetulnya memang aku yang telah menciptakannya. Beban diri tentang tanggungjawab, soal rasa, kepekaan, kepedulian, bisakah aku melepaskannya? Meski harus satu per satu? Aku tahu tidak akan semudah itu. Dan tidak akan bisa semuanya dilepaskan meski satu per satu. Karena hakekatnya kenangan itu, bagaimanapun caranya tidak akan pernah bisa sepenuhnya dibuang begitu saja. Memori humor, kebahagiaan, kepercayaan, sebagian besar ada dalam kenangan “kita” dan tidak semudah itu menghapusnya. Kita sudah dewasa Bagaimanapun juga kita sudah dewasa, bukan lagi anak secara hukum ataupun segala jenis norma yang ada. Mestinya sudah memahami apa yang mesti dilakukan saat aku atau...

A2 Bercerita

Gambar
Anak-anak memang balajar lebih peka dan banyak hal dari lingkungannya. Saat kita bicara A, entah itu hal baik atau hal buruk, kata-kata itu melekat dalam hati mereka. Iya. Mereka terkesan mengabaikan, bahkan saat kita sedang berbicara tentang hal penting kepada mereka. Tapi itu tidak berarti apa yang kita katakan tidak mereka dengarkan. Bahkan gerak gerik orang dewasa didepannya mereka perhatikan. Kita adalah contoh bagi mereka, bukankah begitu?   Terlepas dari apakah kita civitas akademika atau bukan, orang dewasa adalah contoh bagi anak-anak. Nah sekarang apa jadinya bila yang menjadi contoh untuk anak-anak itu bukanlah sesuatu yang tepat?   — Anak-anak suka sekali bila orang dewasa menceritakan sesuatu kepada mereka. Seperti anak-anak A2 kemarin, Sabtu 21 Januari 2016. Hari itu mereka akan belajar tentang kebun binatang. Tugasnya adalah membuat miniatur kebun binatang dari balok dan replika hewan-hewan dari plastik. Asik sekali, mereka suka sek...

Ambigu

Gambar
  Katamu kita itu mesti nganu biar kelihatan lebih bisa menerima kenyataan. Kenyataan yang mana? Toh, kata “kelihatan” itu tidak menggambarkan sesuatu yang bisa diterima seutuhnya. Semu. Kalo bisa, melakukan sesuatu itu harus tuntas. Nggak ambigu, antara iya betulan atau tidak betulan. Kok gitu? Ya gitu, karena sesungguhnya kita itu cuma dikasih pilihan dua: iya atau tidak atau muaranya surga atau neraka. Tidak ada posisi ditengah-tengah keduanya.    Pun soal kehidupan rasa kita. Hindarilah kata “aku bakal nunggu kamu, beberapa tahun lagi bla bla bla…” atau sejenisnya. Siapa yang tahu persis soal jodoh? Hari ini bisa saja kamu mengatakan hal itu pada seseorang, bagaimana dengan beberapatahun selanjutnya? Bisa jadi kamu menemukan seseorang yang lebih baik dari doi, atau doi yang menemukan seseorang yang bisa jadi lebi baik darimu menurutnya. Janjinya? Ambigu.   Siapa yang menjamin bahwa beberapa tahun kemudian kamu akan bertahan deng...

Teach Adv: Ada Pait-Paitnya Gitu

Yang namanya hidup didunia itu emang ngga ada yang stagnan ya. Ada aja. Kayak yang aku rasakan. Aku memang manusia yang baru saja, 19 tahun, hidup didunia. Kalo kata orang sih masih bau kencur. Belum tau apa-apa, setidaknya dari orang-orang yang usianya sudah lewat kepala empat. Tapi bener. Aku mengakui. Banyak hal baru yang bahkan baru aku tahu sejak aku lulus SMA. Epic,  — Jadi ceritanya, masa-masa awal menjadi guru itu seseuatu hal yang unik buatku. Ngga tau euforia ini akab bertahan lama atau sebatas awal saja. Intinya sejauh ini aku merasa bahwa menjadi guru TK, sementara, itu hal yang benar-benar seru. Bebas hambatan kayak jalan tol. Sampai pada suatu ketika, saat kondisi sekolah dan lingkungan tidak memungkinkan aku ‘lalai’ dengan muridku. Pada saat itu aku dan partnerku sedang kewalahan karena salah satu murid kami pup di celana. Saai itu jam istirahat, kupikir anak-anak yang lain bisalah ditinggal barang sebentar untuk ku tinggal mengambil pakai...

Rainny Sunday

Gambar
Minggu pagi yang mendung. Baru saja lewat pukul 5:30, hujan pun mengguyur. Memang tidak ada agenda kemanapun hari ini, tetapi kondisi yang begini ini yang membuat aku jadi malas bergerak. Kuputuskan saja untuk duduk manis ditemani buku kesayangan dan secangkir kopi setelah ritual bersih-bersih ala ibu-ibu rumah tangga aku selesaikan// Kemudian terlintas dalam benak ku tentang apa yang aku pikirkan semalam tadi. Hal-hal yang ada diluar kendaliku, semuanya memuakkan dan memusingkan/ Jujur saja, yang aku tidak sukai adalah saat aku menginginkannya tetapi orang-orang disekelilingku tidak dapat mengulurkan tangan dengan cepat. Bukan perkara aku tidak mampu, tetapi ini karena semua itu diluar kendaliku, bukan kuasaku// Kemudian ku ingat lagi kata-kata seseorang tadi malam, “Tidak boleh kamu mengatakan jika kamu membenci hidupmu, karena sesungguhnya ada banyak mereka yang bahkan tidak lebih baik keadannya dari mu.” Hal klise. Tetapi itulah bagian dari usaha. Iman ...

Pulang

Gambar
Tiga tahun dengan rute perjalanan yang sama setiap harinya, Kebumen-Gombong via minibus, kurang lebih satu jam perjalanan, tidak lantas membuatku aku merasa bosan. Aku mulai merindukannya sekarang. Kenapa? Sebab ada banyak sekali hal-hal yang aku alami dalam perjalanan ‘pulang’ itu// Dengan selalu menahan rasa, aku memaksa tubuh dan hati ini untuk pulang ke tempatnya. Memang tidak lantas membuat keduanya membaik, tapi setidaknya aku tetap bisa membawa sedikit dari keikhlasan mereka// Aku lebih suka menahannya, meski seringkali ketika kaki ini belum menapakkan diri didepan rumah dan aku sudah lebih dulu menyerah. Baiklah, aku mengakuinya. Itu sudah tidak bisa dihitung dengan jari// Bagiku, melepaskannya sedikit karena sudah tidak mampu ‘membawanya’ pulang adalah hal yang cukup sulit. Aku tidak sendiri dalam perjalanan pulang. Selalu ada banyak orang asing dikanan kiriku. Dalam satu hal itu merugikanku, karena betapa memalukannya melakukan itu dihadapan orang-or...

Muara

Andai tiap detik perjalanan adalah bermakna bersamamu. Membangun mimpi dengan keempat tangan, saling menopang dalam segala keadaan, memberi kekuatan, berjalan beriringan mewujudkan harapan, berdoa dalam satu sujud yang sama-sama kita lakukan, menciptakan hal-hal yang tidak bisa jika hanya aku seorang diri. Sayangnya Tuhan tidak memberikan semua itu.  Kita tidak akan bertemu dalam satu muara yang sama. Yang terbaik adalah jalan berbeda antara kau dan aku. Kita akan tetap berjalan tidak dengan seorang diri, tapi aku dan kamu tidak akan menjadi “kita” kembali. Tuhan menghendaki kau dan Una, serta aku dan Uni. Meski begitu, bukan berarti kita hanya diam saat saling mengenali. Tersenyumlah.. Sebab takdir Tuhan ini tidak selamanya berarti sebuah kegagalan berarti.  9 Januari 2017

Playlist: Adera- Catatan Kecil (Lirik)

Gambar
Adera- Catatan Kecil Bila ingin hidup damai di dunia Bahagialah dengan apa yang kau punya Walau hatimu merasa Semua belum sempurna Sebenarnya kita Sudah cukup semuanya Bila dunia membuatmu kecewa Karena semua cita-citamu tertunda Percayalah segalanya Telah diatur semseta Agar kita mendapatkan yang terindah Impianmu Terbangkanlah tinggi Tapi selalu pijakkan kaki di bumi Senyumlah kembali Bahagiakan hari ini Buatlah hatimu Bersinar lagi Bila ingin lebih damai di dunia Berbagilah bahagia yang tlah kau punya Kini hatimu terasa Semua lebih sempurna Karena kau hidup Dengan seutuhnya *Music Impianmu Terbangkanlah tinggi Tapi selalu pijakkan kaki di bumi Senyumlah kembali Bahagiakan hari ini Buatlah hatimu bersinar lagi Bila ingin lebih damai di dunia Berbagilah bahagia yang kau punya Percayalah segalanya Telah diatur semesta Agar kita mendapatkan Yang terindah Kini hatimu terasa Semua lebih sempurna Karena kau hidup Dengan seutuhnya ——– Pertama kali dengar langsung deh suka dengan li...

KUMUH

Gambar
Tanggul, Surakarta Catatan Hari ke-14, Salah satu hal yang aku benci dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan adalah sistem sanitasi, irigasi, dan perairan yang akan terlihat sangat kumuh di pojok atau pinggiran kota Kota, yang katanya, berperadaban lebih cepat dibanding wilayah lainnya seperti omong kosong belaka. Sampah terbengkalai menyumbat wilayah yang semestinya bersih dan air sungai yang mulai menghitam pun menjadi saksinya Ah, barangkali kita terlalu sibuk dengan peradaban ekonomi, bergelut dalam keseharian atau hal lainnya? Kemudian melupakan lingkungan yang kita cintai ini? Padahal saat bajir, air menggenang hitam, kumuh, bau tidak sedap, tidak enak dipandang, kerugian itu kita juga yang akan merasakannya Padahal ini masih sepintas gambaran di sebuah kota kecil, bukan sebuah ibu kota Lalu, apa kabar dengan Semarang dan Jakarta ku ya? 14 Januari 2018