Jangan Tanya, Dengar dan Lihat Saja~

Sore itu sekolah sedikit free soalnya bapak/ibu guru lagi banyak kepentingan, Soo~ kita ditinggalin dan cuma suruh ngerjain tugas. Tugasku kebetulan ngga banyak. Jadi yaa santailah, bentar juga selesai wkwkw Tiba-tiba makhluk mengerikan itu datang dan duduk disebelahku. Sambil menatap aku yang lagi sibuk ngerjain, dia berulang kali menyikutku. Dasar ini bocah -_-

Aku masih diam.

"As.. Ayo dong, katanya mau cerita. Aku tunggu nih, sekarang kan ngga ada guru."
"Memangnya tugasmu udah selesai?"
Sekarang dia pasang wajah so imutnya, "Laah kader bukan buat hari ini beh.. Ayolah daripada nanti kamu pulangnya lebih sore lagi. Ngga ada angkot looh!"
"Lebih mending pulang sore tanpa tugas daripada pulang gasik dengan beban. Lagian kamu ini so tau amat sih, memang kamu yang nyupir angkot apa" gerutuku.
"Ih Astri looh~ ayo aku udah kepo makss nih" sekarang dia nyengir. Asli bikin aku ngga konsen.

Yaudah deh, daripada dia gangguin aku terus akhirnya aku ngalah. Semua alat tulisku aku tata rapi. Sekarang aku ceritain biar ngga kepo.

"Oke kita mulai, mau mulai dari mana?"
"Ya dari awal lah, As..masa tiba-tiba muncul ditengah."

"Hossshh! Iyaa bawell.."

bla.. bla.. bla.. bla.. bla..

"Tunggu! Hah kok bisa? Lah trus gimana? Aduh kasihane~.. "
"Jangan tanya-tanya terus deh.. Dengerin dan liat aja." Kataku ketus. Dia menurut kemudian diam.

tapi beberapa detik kemudian,
"Kamu loh, As.. kan aku kepoo~ lagian kan kamu ceritanya ngga lengkap."
"Diem nggak?~"
"Lah kamu iih.. aku jadi kepooo banget."

"Oh gitu? Yaudah" aku tinggalin dia yang masih bengong.

Ada satu hal yang pengen aku ceritain ke kalian. Untuk beberapa kesempatan, diam itu sangat dibutuhkan. Dan untuk beberapa saat yang lain, berkata-kata itu ide bagus. Pinter-pinterlah kalian menempatkan diri karena ngga mesti orang bisa nangkep apa maumu dengan benar. Mendengarkan itu penting. Bicara itu nanti dulu. Kalian tau mengapa kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut? Sebab Allah menyuruh kita untuk banyak mendengar, dan sedikit berbicara untuk hal-hal yang kadang tidak perlu.

Maka bisa kalian bayangkan, bagaimana jika kita benar dianugerahi dua mulut dan satu telinga? Satu mulut saja bahayanya luar biasa.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maher Zain: One Big Family, Nuansa Baru Ditengah Degradasi Rasa Persaudaraan

Ambigu

CURHAT #1 : BELAJAR SETELAH DITOLAK