Laporan Biologi, "Enzim Katalase"
I.
Judul
Percobaan : Enzim Katalase
II.
Tanggal
Percobaan : Jumat,
28 Agustus 2015
III.
Tujuan
Percobaan :
1. Menyelidiki
peranan enzim katalase.
2. Menyelidiki
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim.
3. Mengetahui
serta memahami reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada pengujian enzim.
IV.
Landasan
Teori :
Enzim adalah protein yang
berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai
salah satu katalisator alami.
Enzim tak hanya ditemukan
dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim
sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu
enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim ini diproduksi oleh peroksisom dan
aktif melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh
tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Apabila
H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan
menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan
merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak
berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada
substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan
suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature
terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi
seperti protein kebanyakan.
Enzim tertentu dapat
bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
a.
Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau
rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya
terlalu tinggi (panas).
b.
Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan
basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif
pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di
luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.
c.
Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan
serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah
enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan
konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang
ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka
konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d.
Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara
maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada
konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju
reaksi.
Enzim katalase termasuk
enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida
yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas,
yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit
kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk
inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan
oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- . Enzim katalase
merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.
Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2. Aktivitas
katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai
substrat atau donor electron dan molekul H2O2 yang
lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
V.
Alat
dan Bahan :
1. Rak
tabung reaksi.
2. Tabung
reaksi
3. Pipet
tetes
4. Busen
5. Pembakar
spiritus
6. Kaki
tiga dan kasa
7. Beaker
Glass 250 ml
8. Lidi
dan korek api
9. Ekstrak
hati ayam
10. Ekstrak
jantung ayam
11. Ekstrak
kunyit
12. Ekstrak
daun papaya
13. H2O2
3%
14. HCl
15. NaOH
16. Es
Batu
VI.
Cara
Kerja :
1. Tabung
I (netral) :
a. Masukkan
sedikit ekstrak hati kedalam tabung reaksi kemudian campur dengan H2O2
sebanyak lima tetes.
b. Tutup
dengan ibu jari, goncangkan perlahan-lahan.
c. Amati
tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
d. Buka
tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah
dibakar). Amati nyala apinya.
2. Tabung
II (asam) :
a. Masukkan
sedikit ekstrak hati ke dalam tabung reaksi kemudian campur dengan H2O2
dan HCl masing-masing sebanyak lima tetes.
b. Tutup
dengan ibu jari, goncangkan perlahan-lahan.
c. Amati
tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
d. Buka
tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah
dibakar). Amati nyala apinya.
3. Tabung
III (basa) :
a. Masukkan
sedikit ekstrak hati ke dalam tabung reaksi kemudian campur dengan H2O2
dan NaOH masing-masing sebanyak lima tetes.
b. Tutup
dengan ibu jari, goncangkan perlahan-lahan.
c. Amati
tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
d. Buka
tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah
dibakar). Amati nyala apinya.
4. Tabung
IV (suhu panas) :
a. Masukkan
sedikit ekstrak hati ke dalam tabung reaksi kemudian panaskan menggunakan
penangas.
b. Apabila
air dalam penangas sudah mendidih, angkat menggunakan penjepit.
c. Beri
H2O2 sebanyak lima tetes kemudian tutup tabung reaksi
dengan ibu jari.
e. Amati
tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
f. Buka
tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah
dibakar). Amati nyala apinya.
5. Tabung
V (suhu dingin) :
a. Masukkan
sedikit ekstrak hati ke dalam tabung reaksi kemudian dinginkan dalam beaker
glass berisi es batu.
b. Apabila
tabung reaksi sudah ber embun, angkat .
c. Beri
H2O2 sebanyak lima tetes kemudian tutup tabung reaksi
dengan ibu jari.
d. Amati
tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
e. Buka
tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah
dibakar). Amati nyala apinya.
VII.
Hasil
Percobaan :
Tabel hasil pengamatan percobaan
enzim katalase.
Larutan
|
Netral
|
Asam
|
Basa
|
Suhu
Panas
|
Suhu
Dingin
|
|
Ekstrak
Hati
|
Gelembung
|
+
+
|
+
+
|
+
+
|
+
+
|
+
+
|
Api
|
Nyala
Terang
|
Nyala
Terang
|
Nyala
Terang
|
Nyala
Terang
|
Nyala
Terang
|
|
Ekstrak
Jantung
|
gelembung
|
+
|
+
+
|
+
|
+
+
|
++
|
Api
|
Nyala
|
Nyala
|
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Nyala
|
|
Ekstrak
Kunyit
|
Gelembung
|
+ +
|
+
+
|
+
+
|
+
|
+
+
|
Api
|
Nyala
Redup
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Nyala
Redup
|
|
Ekstrak
Pepaya
|
Gelembung
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Api
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
Tidak
Nyala
|
|
Keterangan tabel :
+ =
ada gelembung
++ =
ada banyak gelembung
=
tidak ada gelembung
VIII.
Pertanyaan
dan Jawaban :
1.
Mengapa H2O2
dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
Enzim katalase merupakan salah satu enzim
yang terdapat pada tumbuhan. Enzim ini diproduksi oleh peroksisom dan aktif
melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida (H2O2). Apabila H2O2 tidak
diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh
sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi
substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Sehingga dalam percobaan
kerja enzim mudah diamati.
2.
Mengapa reaksi
berkurang jika ekstrak hati dan H2O2 dimasukkan asam atau
basa?
Karena enzim dalam ektrak hati atau
ektrak yang lainnya dapat menjadi rusak atau tidak aktif jika berada dalam
keadaan yang terlalu asam atau terlalu basa. Enzim pada dasarnya dapat bekerja
dalam pH tertentu, sehingga jika pH terlalu asam atau terlalu basa menyebabkan
enzim menjadi rusak.
3.
Apa yang terjadi
bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2 ?
Akan meracuni. Penumpukan
senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan
merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis.
4.
Bagaimana usaha
menetralkannya dalam tubuh?
Yaitu dengan menggunakan enzim dan
enzim dapat menginaktivkan H2O2 yang bersifat toksik.
5.
Dapatkah kamu
simpulkan apa peranan enzim katalase dalam tubuh?
Salah satu peranan enzim adalah melakukan
reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti
hidrogen peroksida (H2O2). Sehingga melindungi tubuh
dari zat-zat berbahaya.
6.
H2O2
yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa?
H2O2 atau
hydrogen peroksida bukanlah hasil proses metabolisme, yang mrupakan hasil
sampingannya adalah hidrogen. Peroksisom sebagai organel menyatukan hydrogen ini
dengan oksigen, sehingga terbentuklah hydrogen peroksida.
7.
Faktor-faktor
apakah yang memengaruhi keaktifan katalase?
a.
Aktivitas peroksidase,
mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
b.
Aktivitas katalase, enzim
ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai
substrat atau donor electron dan molekul H2O2 yang
lain sebagai oksidan atau akseptor elektron.
IX.
Pembahasan :
1)
Percobaan
pada ekstrak hati ayam
Tabung
Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika
tabung berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak hati netral mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya
berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga
menguraikan H2O2 menjadi O2.
Tabung
Asam:
Pada tabung 2 (asam) ketika tabung
berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan HCl dan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak hati asam mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya
berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga
menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya HCl (asam kuat) membuat
enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH juga
memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa
terjadi akibat pada saat mencampurkan ektrak hati dengan HCl tidak merata,
sehingga masih ada bagian ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur
dengan H2O2.
Tabung
Basa :
Pada tabung 3 (basa) ketika tabung
berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan NaOH dan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak hati basa mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya
berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga
menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya NaOH (basa kuat) membuat
enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH juga
memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa
terjadi akibat pada saat mencampurkan ektrak hati dengan NaOH tidak merata,
sehingga masih ada bagian ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur
dengan H2O2.
Tabung
Suhu Panas:
Pada tabung 4 (suhu panas) ketika
tabung berisi ekstrak hati ayam dipanaskan di atas penangas kemudian dicampur
dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan yang kami
dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak hati yang telah
dipanaskan mampu mengubah H2O2 menjadi H2O
atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang
terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam tabung reaksi.
Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur
meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2
menjadi O2. Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini.
Sama seperti pada percobaan suhu dingin, karena seharusnya suhu dingin membuat
enzim katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil
dan bekerja maksumum pada suhu kisaran 30-40°C. Kesalahan yang kami perbuat
pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pemanasan yang dilakukan kurang
sempurna sehingga enzim katalase masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
Tabung
Suhu Dingin:
Pada tabung 5 (suhu dingin) ketika
tabung berisi ekstrak hati ayam didinginkan di dalam bak berisi es batu hingga
berembun kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil
pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di
dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam
ektrak hati yang sudah didinginkan mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya
berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga
menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim
katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil atau
tidak tahan panas. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat proses pendinginan yang dilakukan kurang sempurna sehingga enzim
katalase masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
2)
Percobaan
pada ekstrak jantung ayam
Tabung
Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika
tabung berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak jantung netral mampu mengubah H2O2
menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang
sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi
yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung,
api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa
enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2.
Tabung
Asam:
Pada tabung 2 (asam) ketika tabung
berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan HCl dan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak jantung asam mampu mengubah H2O2
menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang
sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi
yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung,
api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa
enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2.
Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya HCl (asam
kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada
dasarnya pH juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada
percobaan ini bisa terjadi akibat pada saat mencampurkan ektrak jantung dengan
HCl tidak merata, sehingga masih ada bagian ektrak yang belum dalam keadaan
asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung
Basa :
Pada tabung 3 (basa) ketika tabung
berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan NaOH dan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak jantung basa mampu mengubah H2O2
menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang
sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi
yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung,
api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa
enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2.
Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya NaOH (basa
kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada
dasarnya pH juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada
percobaan ini bisa terjadi akibat pada saat mencampurkan ektrak jantung dengan
NaOH tidak merata, sehingga masih ada bagian ektrak yang belum dalam keadaan
asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung
Suhu Panas:
Pada tabung 4 (suhu panas) ketika
tabung berisi ekstrak jantung ayam dipanaskan di atas penangas kemudian
dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan yang
kami dapati adalah penampakkan adanya sedikit gelembung di dalam tabung reaksi.
Jumlah gelembungnya lebih sedikit dibandingkan dengan tabung sebelumnya. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak jantung yang sudah
dipanaskan mampu mengubah H2O2 menjadi H2O
atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak
adanya penampakkan api yang menyala. Sangat berbeda dengan tabung 1, 2 dan 3.
Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase pada tabung 4 tidak menguraikan H2O2
menjadi O2. Namun terdapat sedikit kekeliruan pada data
percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim katalase tidak
bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil dan bekerja maksumum
pada suhu kisaran 30-40°C. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa
terjadi akibat proses pendinginan yang dilakukan kurang sempurna sehingga enzim
katalase masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
Tabung
Suhu Dingin:
Pada tabung 5 (suhu dingin) ketika
tabung berisi ekstrak hati ayam didinginkan di dalam bak berisi es batu hingga
berembun kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil
pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di
dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam
ektrak jantung yang sudah didinginkan mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya
berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga
menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim
katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil atau
tidak tahan panas. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat proses pendinginan yang dilakukan kurang sempurna sehingga enzim
katalase pada ektrak jantung ayam masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
3)
Percobaan
pada ekstrak kunyit
Tabung Netral :
Pada
tabung 1 (netral) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Tetapi penampakkan
gelembung-gelembungnya lebih sedikit dibandingkan penampakkan gelembung pada
percobaan baik yang dengan ektrak hati ayam maupun dengan ektrak jantung. Dan hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit netral mampu
mengubah H2O2 menjadi H2O atau air.
Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah
munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat
lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati.
Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi
O2.
Tabung Asam:
Pada
tabung 2 (asam) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan HCl dan H2O2
kemudian dikocok, muncul gelembung-gelembung seperti yang ada pada tabung 1.
Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak ada penampakkan
nyala apa sebagaimana yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
yang ada dalam ektrak kunyit asam tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya
karena karena ektrak kunyit sudah dicampurkan deng HCl yang memiliki sifat asam
kuat.
Tabung Basa :
Pada
tabung 3 (basa) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan NaOH dan H2O2
kemudian dikocok, muncul gelembung-gelembung seperti yang ada pada tabung 1.
Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak ada penampakkan
nyala apa sebagaimana yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
yang ada dalam ektrak kunyit basa tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya
karena karena ektrak kunyit sudah dicampurkan dengan NaOH yang memiliki sifat basa
kuat. Yaitu tidak mampu menguraikan H2O2 menjadi O2 sehingga
tidak ada nyala api.
Tabung Suhu Panas:
Pada
tabung 4 (suhu panas) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dipanaskan di atas
penangas kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, muncul
gelembung-gelembung seperti yang ada pada tabung 1. Namun jumlahnya lebih
sedikit. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak ada
penampakkan nyala apa sebagaimana yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit yang sudah dipanaskan tidak dapat
bekerja sebagaimana mestinya karena karena ektrak kunyit sudah dipanaskan
sehingga enzim yang ada rusak. Karena pada dasanya enzim sangan termolabil.
Tabung Suhu Dingin:
Pada
tabung 5 (suhu dingin) ketika tabung berisi ekstrak kunyit didinginkan di dalam
bak berisi es batu hingga berembun kemudian dicampur dengan H2O2
dan dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak kunyit mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api kecil (redup) dalam bara lidi
yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung,
api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2.
Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas
membuat enzim katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat
termolabil atau tidak tahan panas. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan
ini bisa terjadi akibat proses pendinginan yang dilakukan kurang sempurna
sehingga enzim katalase pada ektrak kunyit masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
4)
Percobaan
pada ektrak daun papaya
Tabung
Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika
tabung berisi ekstrak daun pepaya dicampur dengan H2O2
kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Tetapi penampakkan
gelembung-gelembungnya lebih sedikit dibandingkan penampakkan gelembung pada
percobaan baik yang dengan ektrak hati ayam maupun dengan ektrak jantung. Dan
hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak daun pepaya
netral mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau
air. Akan tetapi pada saat bara lidi dimasukkan kedalam tabung reaksi, tidak
ada penampakkan nyala api.
Tabung
Asam, Tabung Basa, Tabung Suhu Panas, Tabung Suhu Dingin:
Pada tabung 2, 3, 4, dan 5 ketika
ektrak daun yang telah diberi perlakuan seperti penambahan HCl, NaOH,
dipansakan ataupun di dinginkan, tidak terdapat penampakkan gelembung. Begitu juga
pada saat bara lidi dimasukkan kedalam tabung, tidak ada penampakkan api atau
bara yang membara. Hal ini disebabkan karena enzim yang ada dalam ektrak sudah
rusak atau tidak aktiv setelah diberi perlakuan sedemikian rupa.
X.
Kesimpulan :
Dari
percobaan yang telah kami lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
akan bekerja jika kondisi lingkungannya baik. Hal ini dapat meliputi:
a.
pH
b.
Suhu
Selain
itu dalam percobaan ini kita dapat mengetahui peranan enzim. Salah
satu peranan enzim adalah melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan
yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Sehingga
melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya.
Daftar
Pustaka :
Nurul A, Laporan Praktikum Biologi. 2014 (http://ainisabichiyyah.blogspot.co.id/2014/10/laporan-praktikum-biologi-enzim-katalase.html, diakses pada Kamis, 2 September 2015 pukul
16:56 WIB)
Ineke, Laporan Biologi Kerja Enzim. 2012 (http://inekesyanisha.blogspot.co.id/2012/09/laporan-biologi-kerja-enzim-katalase_23.html, diakses pada kamis, 2 September 2015 pukul
17:00 WIB
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih