Ku Sebut Mereka "My Halaqoh"

Setelah hampir satu tahun futur, tidak berada ditengah semangat yang membara akhinya aku menemukan lingkungan ternyamanku di kampus. Bukan sebuah lingkaran atau tempat yang memukau penuh keindahan, hanya sebuah lingkaran kecil dengan sejuta kehangatan. Disini aku menemukan sahabat-sahabat yang aku tau seringkali cara pandangnya berbeda denganku dalam merespon sebuah kejadian. Tidak masalah. Bukan hal yang perlu dibesar-besarkan selama prinsip dasar yang kita pegang erat masih sejalan.

Ku sebut mereka "My Halaqoh". Nama terkiyutt yang Fia berikan terutama saat dia sedang "kumat". Dibawah rengkuhan kebersamaan yang dibersamai oleh Mba Miff, kami bersepuluh belajar bersama menitih jalan terbaik-Nya. Aku sendiri tau pasti, bahwa kadang di sisi-sisi tertentu kami berbeda tentu saja dengan sepuluh sifat dan karakter kami masing-masing. berdebat, beradu agumen, tentu saja dengan kearifan dan keanggunan khas kami masing-masing wkwk

Kami bersepuluh berbeda sekali, dengan latarbelakang yang tentunya juga berberbeda. Ada yang masa hijrahnya sudah tuntas, ada yang masa hijrahnya baru dimulai, ada yang masa hijrahnya mengulang, ada yang masih stay ditengah-tengah jalan hijrah. Ada yang sekali bicara buntutnya bakal panjang, ada yang bicara kalo suasana udah memanas dan perlu pendinginan, ada juga yang suka ngomporin, tapi ada juga yang baru ngomong ketika ditanya. Itupun hanya satu dua kata. Ada juga yang hobinya berlama-lama tenggelam dalam buku Harry Potter, ada yang hobinya nyemplung ke web yang dalam, ada yang sukanya sama "oppa-oppa", ada yang lagi belajar moveon dari si doi, ada yang sukanya nagihin duit, ada juga yang cerewetnya kayak toa masjid, ada juga yang sangat strong banget dengan sakit yang Allah berikan. Syafakillah, sehat-sehat terus teman..

Dan perbedaan-perbedaan itulah yang membuat kami belajar memahami orang perorang, secara personal, dan dengan segala latarbelakangnya. Belajar berbagi kesenangan, kesedihan, masalah dan mencari jalan keluar bareng-bareng. Kami bersyukur sekali bisa disatukan dalam lingkaran kecil ini, dengan segala kearifan lokal sifat anak-anaknya dan kebijaksanaan si Ibu Negara..

Surakarta, 11 Mei 2018
Sayang kalian <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maher Zain: One Big Family, Nuansa Baru Ditengah Degradasi Rasa Persaudaraan

Ambigu

CURHAT #1 : BELAJAR SETELAH DITOLAK