Sepucuk Surat dari Hati
Ada
sepasang tangan gugup dibelakang tubuh, ada kata kata yang gemetar, ada sirat
yang sulit tuk diartikan dari sepasang mata indah itu. Aku tidak bisa berkata
kata dihadapanmu, alangkah tidak sopannya aku ini. Sebenarnya aku hanya ingin
mengucapkan terimakasih dan memberikan ucapan selamat tinggal padamu, atau
mungkin akan ada lebih banyak kata kata yang bisa ku ucapkan padamu hari itu.
Tapi sayangnya, tidak sepatah katapun yang mampu aku ucapkan siang itu saat berpapasan denganmu.
Tenggorokanku
tiba tiba terasa panas dan serasa tercekat. Aku menggenggam lebih kuat selembar
kertas ditanganku. Tapi tatapanku tetap tidak teralihkan dari tuliasan yang
ditulis rapih di kertas yang ke genggam. Aku meneruskan unutuk membacanya,
Terlalu meyedihkan sepertinya. Ah
ya..
Aku masih menganggapmu sebagai adik
yang baik dan penurut. Tapi sayangnya, aku tau bahwa aku memang bukan kakakmu,
aku hanya orang asing yang tidak tahu diri yang berani menganggap seorang gadis
baik sepertimu sebagai adikku. Aku merasa hari ini aku seperti akan pergi jauh,
padahal aku hanya akan kembali lagi ke Bandung, tanah kelahiranku. Rasanya
berat untuk meinggalkan kota indah ini. Dua bulan saja aku disini, aku sudah
mencintai semua yang ada disini. Semuanya.
Semuanya
katanya? Ah.. hatiku meronta,mataku sudah pedih sekali. Entah kenapa,
tenggorokanku rasaya semakin sakit.
Terimakasih dik, kamu telah
membantu aku selama ini maaf ya aku suka merepotkanmu. Lewat surat ini aku juga
titip salam termanis untuk ayah, ibu, Fay, Meli, Hanung, Nisa, Jo, Agung, dan
Rizqi dan semua anak anak TPQ. Semoga kalian baik baik saja disana.
Salam,
Asyrof Aldiyan Kahfi
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih