Sehatlah Bumiku

Minggu, 22 Maret 2020

Hari ini tepat satu minggu Kota Solo ditetapkan menjadi kota dengan KLB (Kejadian Luar Biasa) Pandemi Covid-19. Seminggu yang lalu, kota dengan warganya yang ramah ini berubah menjadi kota yang sepi. Sekolah-sekolah diliburkan, tempat wisata ditutup sementara, mahasiswa kuliah via daring, dan orang-orang mulai tinggal dirumah masing-masing menerapkan social distancing.

Beberapa pendatang dari luar Solo, terutama mahasiswa yang sedang menempuh studi, bergerak cepat untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing karena khawatir. Beberapa masih bertahan, bahkan hingga hari ini. Menunggu Solo membaik, sembari berikhtiyar memutus rantai penyebaran.

Seminggu berlalu.

Tetapi rupanya kondisi tidak terlihat mulai membaik. Grafik pasien positif semakin naik baik secara nasional maupun di Kota Solo dan sekitarnya

Orang-orang sudah mulai bosan, hanya bisa beraktivitas di ruang lingkup yang terbatas. Beberapa menikmatinya, katanya 'inilah passion gue. tetap dirumah' tapi bagi seseorang dengan jiwa ekstrovertnya, ini adalah sebuah cobaan. Berbagai cara dilakukan untuk tetap bisa memenuhi hasrat sosialnya, mulai dari telfon, video call, hingga rasanya semua platform komunikasi dijajal.

Mahasiswa, dosen dan civitas akademika mulai putar otak, mencari ide kala platform 'kuliah daring' yang disediakan oleh universitas nyatanya belum bisa mengakomodir semua orang. Server down dan harus memindahkan diri ke platform lain. Google meet, zoom, google classroom, skype, semua. Demi terus melaksanakan kewajiban akademik ditengah pandemik. Katanya kerja #dirumahaja.

Siswa-siswi belajar dirumah. Bapak ibu semakin kewalahan, ternyata "mendidik anak itu tidak mudah". Beberapa anak sudah mengeluh ingin segera kembali ke sekolah, karena ternyata ibunya lebih galak dari ibu gurunya.

Dibalik itu semua, masih ada orang-orang yang tetap mengambil resiko bekerja diluar. Mereka yang bergantung pada penghasilan harian: abang ojek online, tukang angkringan, sampai penjual tahu bulat yang digoreng dadakan.

Ada juga yang telah berjuang sekuat tenaga, menjadi garda terdepan melawan pandemi ini. Salam hormat dan penghargaan yang luar biasa untuk seluruh tenaga medis yang bekerja siang malam tanpa lelah. Beberapa bahkan dikabarkan tumbang hingga hilang nyawa, akibat ikut tertular.

Ini adalah cobaan bagi kita semua. Bagi pemerintah, yang tengah diuji kepemimpinannya dan tentu saja bagi kita warga negara, tengah diuji bagaimana menjadi warga yang baik juga.

Menerapkan social distancing adalah yang hari ini bisa kita lakukan. Meski pro dan kontra lockdown terus bergema dijagat sosial media. Tetapi pada dasarnya, mulailah dari diri kita sendiri. Menjaga diri kita sendiri dan orang-orang terdekat kita. Belajar menahan diri dan ego, sampai bumi kita sehat dan pulih kembali. Meski tetap saja satu dua orang masih ada yang keras kepala.

Segera sehatlah bumiku, segera pulihlah nusantaraku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maher Zain: One Big Family, Nuansa Baru Ditengah Degradasi Rasa Persaudaraan

Ambigu

CURHAT #1 : BELAJAR SETELAH DITOLAK