“Assabiqunal awalun the revival’s dreams”
Ini hanyalah sebuah cerita, mengenai
mimpi mimpi yang indah dengan perjalanan pencapaian yang luar biasa.
Disebuah perbukitan yang subur dan
penuh dengan keanekaragaman sumber daya alam. Nampak seorang pemuda berumur
sekitar 25 tahun tengah terlihat begitu takzim memperhatikan keadaan
sekelillingnya. Memperhatikan keadaan bukit indah nun asri didepannya.
“Daerah ini penghijauannya kurang.
Berbahaya kalau musim hujan.” Kata sang pemuda. Lalu tangan si ahli kehutanan
itu masih menari nari diatas kertas, menuliskan koreksi yang dirasa masih perlu
ditinjau kembali.
Tuk tak tik tuk..
Dari kejauhan terdengar samar samar
suara derap laju kaki kuda yang kuat. Suara itu membuat sang ahli kehutanan
menghentikan pekerjaannya. Benar saja, seekor kuda berwarna hitam berpadu
dengan warna putih terlihat gagah dari kejauhan. Kakinya berderap, melaju
kearah yang diinginkan oleh sang penunggang. Lebih tepatnya, ke arah si ahli
kehutanan.
“Assalamu’alaikum.!” Salam si
penunggang ketika turun dari si kuda gagah itu.
“Wa’alaikumussalam.!” Jawab sang teman
dengan senyumnya. Dan kemudian mereka berdua berjabat tangan.
“Lama kita tidak berjumpa. Luar
biasa!” ucapnya sambil menarik nafas dalam dalam. “disini udaranya sangat
sejuk, tatanan ruangnya juga bagus. Kau berhasil menggapai mimpimu teman.
Kudaku pasti betah tinggal berlama lama disini.” Sambungnya sambil tersenyum.
“Ya., berlama lamalah disini.
Alhamdulillah, ini semua adalah ciptaan Allah yang tiada terkira, kita hanya
perlu menjaga amanat yang telah Dia berikan, bukankah begitu?”
“Benar
sekali. Allah itu Maha Segalanya”
“Ya,.. oh ya. Kudamu gagah sekali. Apa
ini oleh olehmu dari Australia kemarin?” Tanya si ahli kehutanan dengan
penasaran.
Yang ditanya hanya tersenyu. “kamu
benar! Aku dan kuda ini bertemu di Australia. Pertama kali bertemu, aku
langsung jatuh hati padanya. Dan pada akhirnya aku bisa membawanya pulang ke
Indonesia. Walaupun, harus dengan susah payah merayu sang pemilik lama”
“Hebat! Tapi kawan, besok besok kau
harus bisa berternak kuda yang jauh lebih gagah dan kuat dibanding kuda bule
ini” kata sang ahli kehutanan sambil menepuk pundak temannya itu.
Si penunggang kuda mengangguk mantap.
Mereka berdua duduk dibawah pohon bringin sembari bercerita hal hal
menyenangkan ketika mereka masih bersekolah bersama. Tiba tiba, angin besar
datang menerpa. Bising suara capung raksasa menggema di bukit indah itu. Sebuah
helikopter warna silver turun dari ketinggian ke arah kaki bukit. Kedua teman
itu saling berpandangan sebentar. Sepertinya mereka mengetahui siapa yang
datang dengan capung itu, dan akhirnya mereka memutuskan untuk turun ke kaki
bukit, hendak menemui “siapa gerangan yang datang?”.
Seorang pemuda yang baru memasuki
pertengahan umur kepala dua, turun dari si capung raksasa. Dia tersenyum,
dengan kedatangan kedua teman lamanya. Ketiganya saling tersenyum dan berjabat
tangan.
“Waw! Dari mana saja kau teman?” Tanya
si ahli kehutanan.
“Adventuring saja. Ke Negara tenaggga.
Biasa, ada keperluan study banding
masalah, ya.. masalah seputar peternakan. Untuk bahan koreksi dan perbaikan.”
Katanya sambil tersenyum yakin.
“Hebat! Bagaimana dengan peternakan
disana ?” Tanya si penunggang kuda sambil tersenyum.
“Masih lebih baik kita, dari segi
kualitasnya Alhamdulillah.. tapi, masih banyak hal lain yang harus
diperhatikan.”
“Ya semoga kualitas kita lebih baik
dari mereka. Dan kita harus punya yang lebih baik dari mereka. Jelas lah! Kita
ini kan generasi muda Islam yang hebat!” ucap si ahli kehutanan.
“ Setuju!” jawab yang lain serempak.
ΩΩΩ
Dan, disebuah dimesi ruang yang lain.
Dalam satu waktu yang bersamaan. Disebuah negeri, yang dikelilingi padang
pasir. Tampak beberapa orang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing
masing, dedekat sebuah bangunan tua nan megah.
“Bangunan ini hebat! Penuh cerita dan
ini adalah salah satu saksi bisu sejarah perkembangan Islam disini. “ seorang
gadis muda tampak bedecak kagum dan sebentar menatap bangunan dihadapannya itu.
Kemudian ia kembali tenggelam dalam buku buku tebal catatan sejarah, Berbahasa
Arab.
“Arsitekturnya juga tak kalah hebat!
Hmm.. orang yang sangat kreatif dan inovativ. Wah! Ini inspirasi butku” kali ini
si arsitektur muda itu angkat bicara. Dan ia kembali sibuk dengan lambar kerja
yang dipegangnya.
“Tidak salah aku memilih pergi ke sini
untuk bahan penelitian ekonomi. Meskipun agak sedikit rumit, tapi ini sejarah
ekonomi yang luar biasa” kata si ahli ekonomi itu sembari membetulkan letak
kacamata minusnya yang semakin hari semakin menipis itu.
“Kamu benar, teman! Ini perjalanan
yang hebar dan sangat menakjubkan. Tidak sia sia perjalanan kali ini” timpal si
arsitektur muda itu sembari menyambar kamera ditasnya. “sebuah kenangan indah
dari expedisi kali ini “ dan, sebuah foto indah telah menambah koleksinya hari
ini.
Begitulah, expedisi luar biasa yang
tek terlupakan. Mereka belajar banyak hal dari perjalanan dan expedisi
indah setiap kali mereka pergi untuk
meneliti. Inilah, salah satu bagian dari mimpi mimpi indah yang terwujud dengan
susah payah. Indah, dan menyenangkan.
ΩΩΩ
Dan, sejauh ini kita akan berpindah ke
dimensi ruang yang berderbeda lagi. Dan, masih daam satu waktu yang bersamaan.
Sebuah perjalanan dn masih tentang kisah sukses yang luar biasa.
Disebuah kota, di satu rumah sakit
termegah dikota itu. Disebuah lobi, runag tunggu ada beberapa orang tengah
asyik berbincang. Ada si gadis yang berprofesi sebagai bidan muda, dan seorang
gadis si dokter THT.
“Bagaimana pasienmu itu? Apakah alat
yang kamu ciptakan untuknya berhasil?” Tanya si bidan muda.
“Masih dalam tahap percobaan. Selama
enam bulan ini, sepertinya baik baik saja. Paling tidak harus menunggu enam
bulan lagi untuk memastikan alat itu berhasil atau tidak. Bagaimana
pekerjaanmu? Apa pekerjaanmu lancar?” Tanya si dokter THT.
“Alhamdulillah lancar. Hmm.. mungkin
bulan depan aku akan memulai proyek baru” katanya.
“proyek apa?”
“Ya, doakan saja. Rencananya aku akan
membuka praktek sendiri. Aku rencananya, akan mebuat rumah bersalin untuk umum.
“
“aamiin.. semoga saja lancar ya,.. “
Dan mereka berdua tersenyum.
Mungkin tidak akan mereka kira, dan
mungkin teman teman yang lain sama tidak mengiranya. Bagaimana kabar teman
teman seperjuangan? Yakinlah.. mereke telah sukses di bidangnya masing masing.
Tentunya, kini dalam dimensi ruang yang berbeda. Dan, dua ahli kesehatan itu
melihat dua sosok gadis muda diujung lobi. Dan mereka berempat saling
melambaikan tangan.
“Assalamu’alaikum!!” seorang gadis
berpostur tegap mengucapkan salam, dan diikuti jawaban dari ketiga temannya.
Ya, seorang gadis yang baru saja mengakhiri adventurnya di Korea, bersama
seorang desainer muda disampingnya.
“Waw! Yang habis dari Korea?” Goda
yang lain, yang lain hanya tertawa. “Mana oleh olehnya?” ledeknya lagi.
“Tenang! Tinggal bagi bagi aja koq.. “
jawab sang desainer muda itu. “ Dibawain
hanbok berjilbab, sam dobok yang khusus muslimah. Original desain saya..”
ucapnya sambil tersenyum, disambut tawa yang lain.
“Eh benar lho.. semua sudah didesain
sesuai kebutuhan. Doboknya juga kemarin habis ikut kejuaraan lho sama saya.
Alhamdulillah bisa nyabet emas!” kata si gadis atlet taekwondo itu sembari
memperlihatkan dobok khusus yang dibawanya.
ΩΩΩ
Semetara itu, didimensi ruang yang
lain. Disebuah Gedung besar, sedang didakan pertemuan para pebisnis dan
pengusaha pengusaha sukses diseluruh penjuru nusantara.
“Saham pihak luar negeri hanya tersisa
35 %. Alhamdulillah pribumi yang kini menguasai. Sekarang Cuma tinggal
memaksimalkan hasil produksi dan target pemasaran yang tepat!” ucap si pebisnis
muda yang juga seorang pemilik beberapa swalayan besar dikota itu.
“Oh ya., Kerajinan kita makin hari
omsetnya makin besar. Aku harus melobi bahan bahannya, dan harus menambah kira
kira 15 orang pekerja lagi. Dan bulan ini Baghdad memesan 20.000 buah kerajian
bambu kita” ucap si gadis pengusaha kerajinan tradisional disampingnya.
Si pebisnis itu tersenyum. “Benar
semuanya harus dipersiapkan sematang mungkin untuk memajukan ekonomi kita, dan
ekonomi ummat” katanya lagi sambil berapi api.
“Konsumsi roti dari ubi juga semakin
meningkat. Ya, walaupun jauh lebih kecil dibanding omset penjualan roti gandum.
Setidaknya selama ini, masyarakat kita sedikit sedikit mulai berpindah. Yang
jadi masalah bahan dasarnya sekarang sedang krisis. “keluh si pegusaha roti.
“Ya.. dan satu berita baik lagi.
Maknan tradisional Indonesia sudah mulai mendunia diluar negeri. Pemasarannya
semakin mudah. Targetnya sih harus bisa bersaing degan junk food” kali ini si
gadis pengusaha makanan tradisional yang tersenyum senang.
Intinya adalah, para pemuda dan pemudi
ini harus berusaha memajukan
perekonomian Islam diatas bangsa Barat. Inilah PR besar bagi para penerus yang
luar biasa. Dengan strategi strategi
baru yang tidak terduga. Dan mereka mereka lah generasi yang tidak pantang
menyerah. Ditangan tangan terampil, cerdas dan taat beragama. Berperilaku baik
dan bersikap dewasa.
ΩΩΩ
Kali ini. Masih di dimensi ruang yang
berbeda. Lebih tepatnya disebuah markas besar penelitian. Terlihat beberapa
orang tengah mengerubungi selembar kertas besar berisi sketsa gambar, dan
mereka nampaknya tengah berdiskusi.
“Kalo menurutku sih, model yang
pertama terlalu rumit dan tidak sesuai kebutuhan. Dan modelnya terlalu gemuk,
tapi ruang dalamnya sempit sekali. Itu terlalu membuang modal dan tidak
efektif. Lagipula kita kan butuh yang pas dan tidak terlalu repot. Kalau ini,
mesinnya tidak akan tahan lama” kata si ahli otomotif. Dia ini Cuma membantu
proses pembuatan roket, tapi tidak ikut dalam perjalanan antariksa itu, dia
terlalu sibuk di bumi.
“Bagaimana kalau model roketnya
seperti ini” si gadis astronom itu menunjuk sebuah gambar dikertas itu. “lebih
simple, ukurannya juga pas. Dan ruang gerak didalam lebih luas” katanya
menjelaskan, diikuti anggukkan yang lain tanda paham. Dan penjelasan si gadis
mengkhiri diskusi mereka.
“ini akan jadi perjalanan antariksa
yang hebat. Aku rasa sketsa model roket itu sudah presisi. Karna sudah saya
hitung semuanya. Mulai dari volume ruang sampai ukuran roket. Tidak terlalu
sempit, semuanya cukup untuk lima orang” kata si dosen muda sambil terus
manatap sketsa gambar ditangannya.
“Ya, persiapan harus matang! Ini akan
jadi expedisi luar biasa. Hmm.. semoga apa yang kita dapatkan dibulan nanti
seindah dan seluar biasa apa yang telah kita persiapkan sebelumnya.”kata si
gadis. Apoteker muda itu berkata sambil memegang teropong bintang
dihadapannya.”Dan.. semoga zat yang katanya hanya ada dibulan itu benar benar
bisa bermanfat bagi manusia. Semoga saja itu termasuk dalam draft obat atau
metode pengobatan baruku.” Katanya lagi sambil membuka buku tebal, daftar obat
obatannya.
“Masih aja. “tawa si ahli mesin muda
itu. “ya, PR lagi buatku. Mesinnya harus bisa tahan banting nih. Hm.. dan
ini juga perlu penelitian dan pengkajian
dalam waktu lama.” Ujarnya.
“ya.., banyak hal yang harus kita
siapkan untuk perjalanan kali ini. Persiapan harus matang dan tepat, jangan
sampai kita berbuat ceroboh.” Dosen muda itu tersenyum.
“ tapi, kita kan Cuma ber empat.
Kurang satu personil lagi. Oya, aku megenal seorang mahasiswamu yang jenius dan
dia lumayan pintar dalam astronomi. Mungkin kit bisa mengajaknya.., dia pasti
senang” usul si ahli astronom.
“ia aku tau. Itu ide bagus hmm..
bagaimana yang lain apa setuju dengan usulan ini?” sang dosen memandang yang
lain. Teman teman yng lain mengangguk, tanda setuju. “aku bisa menghubunginya”
Dan inilah, para petualang hebat.
Meneliti dan mengembangkan teknolongi yang manusia butuhkan. Dengan dasar
niatan untuk kemajuan ummat, mereka berjalan dan menelusuru tiap jejak
kehidupan. Hendak memindah kiblat peradaban kemajuan ilmu teknologi dari tangan
musuh Islam.
ΩΩΩ
Disebuah dimensi ruang yang berbeda.
Tepatnya disebuah altar masjid besar dikota itu., sebuah majelis ilmu tengah
berlangsung. Orang orang tupah ruah disekitarnya. Tidak ada yang mau menyia
nyiakan kesempatan memleroleh ilmu dan pahala.
Dan disentral seluruh orang orang yang
memenuhi ruang, disebuah podium mimbar didepan. Seorang dai muda yang juga
adalah seorng ualam tengah berbicara, menyerukan kebenaran, dihadapan beribu
ribu orang, dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa, pejabat,
menteri, ilmuan, dan bahkan persiden RI.
Dai muda itu mengakhiri khutbahnya,
dilanjutkan dengan ucapan salam dan teriakkan “Allahuakbar!” bersama sama para
audience.
Ulama muda itu turun dari mimbar,
berjalan kearah tiga orang yang masih sibuk berbincang bincang. Yang dua
berpakaian serba putih, dan yang satu menggunakan kemeja. Mereka semua
tersenyum dan saling berjabat tangan.
“Assalamu’alaikum!” salam si ulama,
diikuti jawaban dari ketiga temannya. “Kaifa Halukum?”
“Alhamdulillah pak ulama!” jawab yang
lain hampir bersamaan.
“Bagaimana pak ulama, perjalanan anda
ke Makkah?” celetuk seorng dokter berpakaian putih itu.
Yang ditanya hanya tertawa. “
Subhanallah sangat luar biasa dan amat
menyenangkan..” jawabnya dengan nada yang ketimur timuran itu.
“Penampilan anda berubah pak Ulama”
kini si kritikus mengeluarkan perannya. “ penampilan anda berubah 9000. Panas.. “ dia tertawa.
“ternyata anda jago sekali IPA pak
kritikus muda” kini si dokter Jantung menggodanya. “anda bisa meleleh disamping
benda sepanas itu.”
“hehe..sudah sudah” lerai si Ulama
“oya pak dokter bagaimana dengan bisnis bus anda?” si ulama melirik ke dokter
jantung disebelahnya.
“He’ pak ulama.. dia malah tengah
merencnakan semuanya. Malah dia sendiri tengah mendesain model busnya.” Kata si
dokter yang satunya.
“InsyaAllah.. tahun depan akan mulai
operasi. Tahun ini baru persiapan persiapan saja. Dimatangkan dulu biar
semuanya berjalan lancar. Saya juga sedang bekerja sama dalam ham urusan mesin,
dengan yeman lama kita. Si ahli mesin.” Ucapnya sambil tersenyum.
“oh iya.. Subhanallah.. teman teman
sperjuangan dulu. Bagaimana kabar mereka? Sudah sepuluh tahun kita tidak
berjumpa. Kapan ya.. kita semua bisa bertemu lagi?” kata si ulama.
“jadi rindu masa sekolah” ucap si
dokter Jantung.
“tenang pak ulama. Sedengar saya sih,
bulan depan Insya Allah sekolah akan mengadakan reuni bersama. Jika kita
kesana, bukan tidak mungkin kita bisa berkumpul lagi. Teman teman semua pasti
sudah sukses dibidangnya masing masing. “kata si dokter. Disambut senyum dan
sejuta penasaran dihati mereka semua.
ΩΩΩ
Dan
pada akhirnya semua dimensi dimensi ruang yang berbeda itu kan menyatu. Dalam
satu dimensi ruang yang kompleks dan masih dalam suasana kekeluargaan yang
kental. Menembus kembali kenangan kenangan indah sepuluh tahun silam. Tantang
segala kekonyolan, candaan, duka, dan semua cerita. Dan, satuhal yang tidak
akan kita lupakan.. kita masih punya seorang teman yang amat sangat istimewa.
Dan darinya, kita banyak belajar. Tentang semangat, tabah, tatap berjuang, senantiasa
bersyukur, dan tidak minder dengan semua keterbatasan yang kita miliki. Dan
dengan kondisinya, ia juga punya mimpi yang luar biasa.
Disebuah bangunan yang luas nun megah,
tepatnya disebuah aula utama. Disana Nampak banyak anak anak muda berkumpul.
Bertemu dengan kawan kawan lama. Maka, kebisingan pun tak dapat dihindari.
Lima
detik kemudian.
Kebisingan pecah, sebuah melodi indah
menggema diseluruh pojok ruangan. Mencengangkan siapa saja yang mendengar.
Dan,.. didepan semua pasang mata. Seorang gadis muda tengah menjemput mimpinya,
memainkan jari jemarinya diatas sebuah piano besar. Dimainkannya not not indah
yang dibuatnya. Dan inilah, sang pianis muda. Melodinya membuat siapa saja
berdecak kagum. Dan, dia begitu terlihat luar biasa didepan sana.
ΩΩΩ
Teman,..
Ini
hanyalah bagian dari sebuah cerita. Sedikit penggambaran tentang cita cita dan
mimpi besar kita semua. Kita jauh bisa lebih hebat dari apa yang kta bayangkan.
Tapi kita perlu lihat konsekwensinya. Kita harus rajin belajar, semangat, tidak
kenal lelah, berdoa dan bersabar. Untuk mewujudkan itu semua kita harus
bersungguh sungguh dalam ber tholabul Ilmi.. jangan malas, dan jangan menjadi
pengecut! Lazy is your enemy, and be the best!!. (Aar)

Komentar
Posting Komentar
Terima kasih